Jumlah kendaraan yang semakin membludak memaksa Pemerintah Kota Batam untuk melakukan pembatasan kendaraan bermotor di kawasan tersebut. Wacana pembatasan ini didorong oleh tak seimbangnya rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan yang ada.
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan, saat dimintai keterangan akhir pekan ini, mengatakan bahwa Badan Pengusahaan Batam, selaku pihak yang berwenang memberi izin impor mobil dan Dinas Perhubungan Kota Batam, menyimpulkan bahwa jumlah kendaraan di Batam sudah terlalu banyak.
"Kami akan mencari cara yang memungkinkan agar jumlah mobil di Batam bisa dibatasi. Batam merupakan pulau kecil, jika tidak dilakukan pembatasan akan menimbulkan masalah baru," papar Dahlan.
Tak hanya mobil, kendaraan roda dua pun ikut menjadi sorotan, karena turut menyumbang kemacetan yang mulai dirasakan setiap hari. "Kami akan membentuk tim, untuk melakukan pengkajian lebih lanjut," tegasnya.
Untuk itu, Dahlan beserta jajarannya, dengan melibatkan Samsat serta Bea dan Cukai, akan melakukan penghitungan untuk mengetahui jumlah mobil dan motor, dalam usaha menentukan rasio kendaraan yang boleh beredar di Batam.
Deputi Bidang Pengusahaan Sarana, Badan Pengusahaan (BP) Batam, I Wayan Subawa, yang menangani impor mobil ke Batam mengatakan bahwa sejak 2010 hingga Mei 2012, sejak diperbolehkannya mobil impor masuk ke Batam, jumlah mobil luar negeri yang masuk ke kota terbesar di Kepulauan Riau itu mencapai 1.249 unit.
